Hal-Hal Yang Menyalahi Tauhid

Hal-Hal Yang Menyalahi Tauhid

http://kemanadicari.blogspot.co.id/
 
   
Manusia adalah makhluk terakhir ciptaan Allah, karena itu jika disbanding makhluk-makhluk lain manusia adalah makhluk paling bungsu. Sebagai makhluk paling bungsu, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dan paling mulia bahkan diangkat menjadi wakil (khalifah) Allah di muka bumi ini. Manusia seperti dikemukakan oleh Al-Jilli dalam bukunya “ A-Insan Al-Kamil fii Ma’rifat al-Awakhiri wa al-Awail” adalah suatu wujud yang utuh dan merupakan manifestasi ilahi dari alam semesta. Bahkan Djohan Efendi dalam Bukunya “Insan Kamil” : Konsep Manusia Menurut Islam” mengatakan bahwa manusia merupakan tujuan utama yang mempunya sifat-sifat yang diperlukan untuk menjadi cerminan sifat Ilahi yang Sesungguhnya. Penciptaan makhluk-makhluk lain sebelum manusia, dimaksudkan Tuhan hanyalah sebagai pengantar menuju pencipta manusia itu sendiri.

Karena itu, bertauhid atau mengesakan Allah secara terus menerus dalam pikiran, hati, ucapan dan perbuatan adalah sesuatu yang diwajibkan Allah kepada umat manusia melebihi dari makhluk-makhluk yang lain. Dan seiring dengan itu, manusia merupakan makhluk kelak akan dimntai pertanggung jawabnnya di akhirat tentang perjalanan hidupnya di dunia, apakah mengamalkan tauhid tersebut atau tidak. Manusia akan dimintai pertanggung jawabannya apakah bertauhid atau melakukan hal-hal yang menyalahi tauhid.

Agar manusia dapat menyadari bahwa jalan hidupnya masih senantiasa berada dalam koridor tauhid, manusia wajib mengetahui hal-hal apa saja perilakunya yang dapat menyalahi tauhid tersebut. Diantara hal-hal yang apabila manusia melakukannya makan akan dapat menyalahi tauhidnya adalah sebagai berikut :

1. Syirik
Syirik adalah kebalikan (lawan Kata) dari Tauhid. Jika tauhid merupakan pengesaan Allam dalam pikiran, hati, ucapan dan perbuatan, maka syirik adalah menyekutukan Allah atau mengakui banyak Tauhid (Muhammad Yunus,1979:197). Orang yang melakukan perbuatan syirik ini pada dasarnya mengakui adanya Tuhan, tetapi perbuatan mereka menjadi salah mereka mengakui Tuhan itu lebih dari satu (bukan esa),atau mungkin mereka mengakui bahwa tuhan itu esa tetapi mereka mengakui bahwa Tuhan esa tetapi mereka juga mengakui adanya kekuatan lain yang sama dengan Allah, Sehingga tidak sepenuhnya percaya akan keesaan dan mekahakuasaanya Allah. Seperti ditegaskan dalam Surat An- Nisa, Ayat 48.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengapuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakinya, barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Surat An-Nisa Ayat 48).

2.Kafir
Kafir secara bahasa berarti : menyembunyikan atau menutupi (QS.574:4). Sedangkan menurut istilah kafir itu ialah menolah kebenaran dari Allah yang disampaikan rasul-Nya. (Departemen Agama RI, Enskiklopedia Islam di Indonesia, Hal 531). Kebenaran utama yang disampaikan semua rasul adalah mengesakan Allah dan beribadah kepadanya, seperti dijelaskan Al-Qur’an dalam surat Al-Anbiya Ayat 25 :

 
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan kami tidak mengutus seseorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya : “Bahwasannya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka Sembahlah olehmu sekalian akan aku” ( Surat Al-Anbiya ayat : 25).

Dengan demikian orang yang tidak beriman kepada Allah, baik orang tersebut bertuhan lain selain Allah atau tidak bertuhan sama sekali adalah merupakan orang yang kafir.

3.Munafik
Munafik adalah orang yang lahiriahnya menampakkan sesuatu (ucapan,perbuatan atau sikap) yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang tersembunyi di dalam hatinya. Ada juga yang mendefinisikan munafik yaitu orang yang melahirkan keimanan dengan mulutnya, tetapi ingkar (kafir) dalam hatinya. Atau orang yang lahiriahnya menyatakan dirinya muslim sedangkan hatinya tidak sesuai lahirnya. Jelaslah munafik adalah orang yang tidak menjadikan pikiran,hati, ucapan dan perbuatannya sebagai suatu kesatuan dalam mengesakan Allah.

Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari orang munafik tersebut mungkin akan mengaku beriman kepada Allah, bahkan dalam hal-hal tertentu, Terlihat seperti berbuat atau bertindak seolah-olah beribadah kepada Allah, tetapi hatinya sesungguhnya bahwa perbuatan itu dilakukan bukan untuk mengesakan Allah, bukan untuk mengambaka dirinya sendiri (mengabdi) kepada Allah tetapi hanya untuk kepentingan dirinya sendiri seperti ingin pamer kekayaan atau supaya dipuji halayak ramai atau inign menjadi orang terkenal.

Orang munafik ini,baik dari segi moral apalagi dari sudut pandang agama islam sanglat hina, baik di dunia maupun akhirat : firman Allah dalam surat An-nisa ayat 145 yang berbunyi :


إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka. ( Surat An-Nisa Ayat 145).

4.Murtad
Murtad adalah term (istilah) yang digunakan untuk menyebut orang yang keluar dari agama islam. Pada mulanya orang ini beriman kepada Allah dan merupakan Muslim, tetapi kemudian ia meninggalkan keimananya untuk selanjutnya beriman kepada selain Allah atau tidak beriman sama sekali (atheist).

Bedanya dengan kafir, kalau orang Kafir memang sejak mulanya tidak berimah kepada Allah, sedangkan Murtad, sebelumnya beriman kepada Allah tetapi kemudian keluar dari iman itu. (Ensiklopedi Islam Indonesia, 1992:690).
Apabila seorang muslim menjadi murtad, segala amal ibadah dan kebaikannya di dunia tidak diperhitungkan lagi di akhirat, semuanya gugur akibat kemurtadannya itu, seperti ditegaskan alam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayah 217 yang berbunyi :


يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah : “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (mengalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) dari pada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yag murtad antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni nerak, mereka kekal di dalamnya. (Surat Al-Baqarah ayat 217).

5.Khurafat dan Takhyul
Khurafat dan Takhyul juga merupakan sesuatu yang bertentangan dengan Tauhid. Khurafat artinya “dongeng (ajaran dan sebagainya) yang bukan bukan atau tahayul. (WJS.Poerwadarminta, 1982: 504), yang kebenarannya tidak diakui oleh Al-Qur’an maupun hadist. Contoh dari khurafat/tahayul adalah : faham yang mengatakan bahwa memandikan kucing pada musim kemarau akan mendatangkan hujan, sehingga banyaklah umat yang berlomba memandikan kucing tatkala kemarau sudah berkepanjangan, bukannya berdoa kepada Tuhan sebagai Dzat yang maha kuasa.

6.Fasad
Fasad adalah istilah yang digunakan kepada orang-orang yang melakukan pengrusakan, baik pengrusakan terhadap diri sendiri maupun pengrusakan terhadap sesuatu diluar dirinya. Pengrusakan terhadap diri sendiri misalnya : mengkomsumsi narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba). Sedangkan pengrusakan terhadap benda-benda diluar diri misalnya : pengrusakan terhadap lingkungan hidup. Setiap perbuatan pengrusakan adalah bertentangan dengan nilai tauhid dan perbuatan ini dengan tegas di larang oleh Allah SWT seperti terdapat dalam surat Al-Qashash ayat 77: 
 
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri Akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesunggunya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Surat Al-Qashash Ayat 77)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Tingkatan Manajer dan Tanggung Jawab

Pengetian Tauhid dari Segi Bahasa dan Segi Istilah Islam

Makalah Manajemen Kelas